TATA
CARA MENANGANI KELUHAN TAMU
15.1 Handling Guest Complaint
Hotel
yang operasional sudah berjalan dengan baik, kadang-kadang terdapat keluhan
tamu. Apalagi di hotel yang tidak dikelola secara profesional, akan ditemui
banyak masalah. Keluhan tamu yang disebabkan oleh pelayanan yang kurang baik
dan fasilitas yang tidak memadai. Memang, kita akan merasakan tidak enak saat
menerima keluhan tamu. Jika tamu marah di Kantor Depan, padahal disebabkan dari
bagian lain, Karyawan bagian Kantor Depan harus menerima dan menanggapi keluhan
tamu kemudian menyelesaikannya, karena tamu yang meninggalkan hotel merasa
tidak puas.
15.2 Jenis-Jenis Keluhan Tamu
Keluhan
tamu terbagi dalam empat kelompok, yakni mechanical, attitudinal, service
related, dan unusual
1.
Mechanical Problem: adalah keluhan tamu yang disebabkan oleh perlengkapan dan
peralatan yang tidak berfungsi dengan baik.
Contoh:
Kerusakan saluran listrik, AC, televisi dan lainnya.
2.
Attitudinal Problem: adalah keluhan tamu disebabkan oleh sikap sopan santun karyawan
yang kurang baik.
Contoh
:
a.
Karyawan menerima telepon dengan jawaban tidak sopan, baik nada maupun bahasa.
b.
Pegawai berbicara dengan tamu sambil mengunyah makanan.
c.
Pegawai berhadapan dengan tamu sambil gigit jari.
3.
Service Related problem: adalah keluhan tamu disebabkan oleh pelayanan yang
tidak baik.
Contoh:
a.
Tamu menunggu pesan room service yang terlalu lama.
b.
Kamar tamu tampak masih kotor.
c.
Wake-up call terlambat.
d.
makanan dan minuman tidak bermutu.
4.
Unusual complaint
Keluhan
yang disebabkan oleh perilaku tamu yang tidak wajar. Keluhan ini biasanya
muncul dari tamu yang memang mempuyai kebiasan menyampaikan keluhan karena
ingin mendapatkan complimentary. Kadang-kadang keluhan tersebut muncul karena
kesengajan tamu dengan maksud-maksud tertentu.
15.3 Langkah-Langkah menangani
Keluhan Tamu
Langkah-langkah
yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluhan tamu, yakni;
1.
Dengarkan dengan baik keluhan tamu
Dengarkan
keluhan tamu dengan baik sampai selesai hingga permasalahan dapat diketahui
jelas.
2.
Membuat kesimpulan
Membuat
kesimpulan tentang inti persoalan secara nyata dan mencari penyebab utama
terjadinya keluhan.
3.
Menentukan Alternatif pemecahan
Pilih
salah satu alternatif pemecahan yang paling tepat agar dapat diterima tamu.
4.
Segera bertindak dengan alternatif yang telah dipilih.
Bila
alternative pemecahan ditetapkan segera melaksanakan alternatif pilhan
tersebut.
5.
Jangan berjanji bila tidak pasti menepati.
Putusan
dan tindakan akan tergantung pada persoalan yang sudah jelas dan nyata
6.
Sampaikan persoalan kepada yang lebih berwenang.
Jika
persoalan yang dikeluhkan tamu diluar kewenangan sampaikan kepada atasan.
7.
Perhatikan pesan/catatan yang diberikan tamu.
Jika
saran yang dikemukan tamu adalah memungkinkan untuk dilaksanakan lebih baik
diterima.
Keluhan
yang disampaikan tamu dapat juga diselesaikan dengan menggunakan metode HEAT,
sebagai berikut;
1.
Hear them out
Langkah
pertama yang harus dilakukan saat menerima keluhan adalah mendengarkan dengan
seksama setiap keluhan yang disampaikan. Mendengarkan dengan seksama dalam hal
ini, petugas hotel memperhatikan dan mempunyai kesungguhan untuk menyelesaikan
keluhan tersebut.
2.
Empathize
Menunjukkan
rasa empati kepada tamu dengan ikut merasakan permasalahan tamu dan berusaha
mencari solusi terbaik.
3.
Aplogize
Meminta
maaf kepada tama karena telah mengalami kondisi yang tidak nyaman.
4.
Taking Proper Action and Follow Up
Melakukan
tindakan yang tepat terhadap semua keluhan tamu dan melakukan tindak lanjut
sebagai upaya penyelesaian permasalahan yang dikeluhkan tamu.
15.4 Tipe Tamu
Keluhan
tamu tidak dapat dipisahkan dari karakteristik tamu itu sendiri. Pada dasarnya
terdapat dua tipe tamu yakni perfeksionis dan easy going. Tipe tamu
perfeksionis cenderung menuntut kesempurnaan dalam berbagai hal pelayanan dari
hotel. Sehingga pihak hotel harus berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan
pelayanan prima kepada tamu tersebut. Tamu easy going mempunyai sifat yang
berlawanan dengan tamu perfeksionis. Tamu easy going cenderung mudah menerima
apa adanya, tidak banyak menuntut dan tidak banyak menyampaikan keluhan. Namun
demikian kualitas pelayanan tetap harus menjadi tujuan utama dalam sebuah usaha
pehotelan.
15.5 Studi Kasus Permasalahan Hotel
Beberapa
permaslahan yang sering dihadapi dalam operasional hotel, meliputi;
1.
Kunci
Tamu
datang terburu-buru dan langsung minta kunci kamar dengan menyebut nomor kamar
tertentu di depan petugas resepsionis. Resepsionis yang belum mengenal tamu
harus tetap menyambut tamu dengan hangat dan ramah. Persilakan tamu menunggu
sebentar untuk diambilkan kuncinya. Kunci tidak boleh langsung diserahkan
kepada tamu yang belum kita kenal betul, tetapi mintalah guest card untuk
memastikan identitas tamu tersebut. Guest card diberikan kepada tamu yang check
in dan berisi beberapa informasi, meliputi; nama tamu, jenis kelamin, nomor
kamar, jumlah orang, lama tinggal, dari tanggal tertentu samapi tanggal
tertentu, batas jam check out, harga kamar, dan jenis kamar yang dipakai. Hal
tesebut dilakukan untuk menjaga privasi maupun keamanan tamu itu sendiri.
2.
Menawar harga kamar
Pada
saat registrasi ada beberapa tamu yang menawar harga kamar, dan hal ini
merupakan sesuatu yang wajar. Namun kadang tamu mengajukan harga yang sangat
rendah dan tidak mungkin dipenuhi oleh pihak hotel. Apabila kedua belah pihak
ngotot, kemungkinan besar tamu yang sudah didepan mata akan pergi dan
membatalkan rencana untuk menginap. Dalam hal ini perlu dilakukan upaya yang
tepat agar tamu tetap menginap, sementara pertimbangan bisnis hotel juga tetap
berjalan. Masalah ini dapat diselesaikan dengan memahami sistem pemberian
pemotongan harga kepada petugas secara bertingkat sesuai dengan jabatannya.
Dalam situasi bisnis tertentu untuk menyelamatkan tamu yang akan membatalkan pemesanannya,
para resepsionis diberi kewenangan untuk memberi diskon maksimum 10% dari harga
jual normal (published rate). Kemudian untuk atasan langsung resepsionis
mempunyai kewenangan memberi diskon maksimum 25%. Semakin tinggi jabatan
seseorang semakin tinggi kewenangan untuk memberikan potongan harga. Untuk
penyelesaian kasus tersebut, pertama-tama dapat dilakukan dengan memberikan
penjelasan terkait kelebihan, kemudahan, fasilitas-fasilitas khusus yang
dimiliki kamar, dan sebagainya. Hal ini untuk memberikan gambaran kepada tamu
bahwa harga kamar yang ditawarkan sesuai dengan fasilitas yang disediakan.
Penjelasan kepada tamu dilakukan sedemikian rupa supaya tamu merasa yakin,
selain itu juga bisa diajak untuk melihat kamar yang ditawarkan. Sambil
melakukan penjelasan, bisa diberikan potongan harga sesuai dengan kewenangan
petugas yang bersangkutan. Apabila upaya yang dilakukan belum berhasil, maka
permintaan tamu dapat disampaikan kepada atasan untuk diupayakan dapat diterima
penawaran harga dari tamu tersebut.
3.
Over booking
Sering
kali terjadi permintaan kamar melebihi jumlah kamar yang tersedia. Hal ini
terjadi karena jumlah tamu yang memesan kamar maupun tamu walk-in melebihi
kapasitas hotel. Dalam kondisi ini, tamu yang melakukan pemesanan dengan
jaminan pembayaran mendapat prioritas atau didahulukan. Pemesanan dengan
jaminan, berupa uang pembayaran satu malam, apalagi ada surat garansi yang
sudah dibayar lunas, kamar yang akan dipakai harus disiapkan sebelum jam atau
hari kedatangan. Sisa kamar yang masih kosong disediakan untuk tamu yang datang
tanpa memesan terlebih dahulu, tamu bersatus VIP mendapat prioritas pertama.
Dalam
keadaan overbooked, kamar sudah tidak terisi, sementara masih ada tamu yang mau
menginap, maka diperlukan penanganan yang taktis, salah satunya disarankan
untuk menginap di hotel yang setara. Bilaman ada kamar kososng, tamu tersebut
dapat diundang kembali untuk menginap di hotel tersebut. Tamu yang datang pada
umumnya sudah dalam kondisi letih dan ingin segera beristirahat, sehingga dalam
merekomendasikan ke hotel lain harus dilakukan dengan professional tanpa
menimbulkan keluhan tamu. Pada saat merekomendasikan tamu ke hotel lain,
terdapat dua kondisi yang mungkin terjadi, yakni:
a.
Jika hotel yang ditawarkan lebih bagus, maka besar kemungkinan tamu tidak akan
mau diundang kembali ke hotel sebelumnya, dan kemungkinan besar dilain
kesempatan tidak akan menginap di hotel anda. Ini artinya ada kehilangan
pelanggan.
b.
Jika hotel yang direkomendasikan lebih buruk, maka tamu akan marah dan tidak
akan kembali juga ke hotel kita.
Maka
beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga loyalitas pelanggan, yakni:
a.
Lakukan kontak (courtesy call) secara baik dan tepat waktu untuk meminta maaf
dan memberikan penjelasan terkait overbooked tersebut.
b.
Berikan perhatian khusus jika tamu kembali menginap ke hotel kita, seperti
memberikan sesuatu di kamar tamu berupa keranjang buah, bunga segar, minuman,
dan lain-lain.
c.
Diundang makan malam ditemani staf hotel untuk memberikan kesan positif
terhadap tamu.
4.
Menemani tamu VIP
Pada
saat ada tamu penting duduk di Lobby sendirian dan anda diminta menemani orang
tersebut, maka dalam hal ini anda diperboleh duduk memenami tamu VIP tersebut
sampai orang yang ditunggunya datang. Anda bisa minta permisi untuk meninggalkan
tamu tersebut, namun ada kalanya tamu VIP tersebut meminta anda tetap tinggal.
Jika ada permintaan langsung dari tamu VIP, anda harus mengiyakan dan
memposisikan diri duduk di posisi sebelah luar dari kedua tamu tersebut. Posisi
duduk tersebut agar anda tidak menengok ke kanan dan ke kiri saat mereka berdua
berbicara. Setelah beberapa saat kemudian, anda bisa pamit untuk menyelesaikan
beberapa pekerjaan.
5.
Saat Check Out
Saat
check out merupakan kesempatan transaksi yang paling penting dengan segala
bentuk courtesy dan diplomasi yang paling tinggi. Semua pelayanan yang
diberikan oleh hotel akan menjadi kenangan bagi tamu tersebut. Pelayanan yang
prima selama menginap, makan, minum, dan penggunaan fasilitas lain akan membuka
peluang agar tamu tersebut mau menginap lagi di kemudian hari. Peluang ini akan
hilang dengan sangat mudah bila penanganan saat check out kurang memuaskan.
Proses Check out hanya berlangsung sesaat dan tidak terlalu sulit, namun
apabila petugas gagal memproses dengan baik, maka kepuasan yang dirasakan tamu
sebelumnya akan sirna dan menjadi keluhan. Dalam hal ini sikap professional
dari petugas yang terkait dalam proses check out sangat dibutuhkan agar
terwujud loyalitas tamu.
6.
Menangani tamu sakit/meninggal
a.
Tamu sakit
Bila
tamu yang sakit datang bersama dengan keluarga, maka berikan bantuan sesuai
permintaan keluarga, bisa dipanggilkan dokter, dibawa ke rumah sakit, atau
hanya cukup dibelikan obat. Jika tamu yang sakit menginap bersama rombongan,
maka berikan bantuan kepada pimpinan rombongan untuk menangani permasalahan
tersebut dengan baik.
b.
Tamu meninggal
Bila
ada tamu yang meninggal di kamar, laporkan hal terebut kepada atasan, untuk
disampaikan ke General manager. Ikuti aturan perusahaan untuk penanganan lebih
lanjut. Petugas tidak diperkenankan untuk menyentuh jenazah dan ruangan
dibiarkan apa adanya. Hindari penyebaran berita kepada tamu lain, karena akan
berdampak pada promosi yang kurang menguntungkan bagi hotel itu sendiri.
Setelah dilakukan proses sesuai prosedur oleh manajemen, polisi, dan pihak
keluarga, jenazah boleh diangkat dan dibawa ke rumah sakit untuk proses lebih
lanjut. Jenazah dibawa tanpa melalui lobby untuk menghindari tamu yang lain.
Petugas resepsionis harus tetap bersikap tenang dan mampu menyikapi semua pihak
yang menginginkan berita terkait dipersilahkan menghubungi public relation.
7.
Tamu mencuri
Pencurian
kamar sering ketahuan menjelang tamu akan check out. Saat kamar dibersihkan
terdapat beberapa barang hotel yang tidak berada di tempatnya. Petugas kamar
(room boy) mempunyai tugas rutin untuk mnegecek kamar setelah tamu meninggalkan
kamar menuju kasir untuk menyelesaikan pembayaran. Room boy bertanggungjawab
atas keberadaan barang-barang milik hotel yang menjadi perlengkapan kamar.
Apabila room boy mengertahui barang yang hilang, maka harus segera
menginformasikan kepada resepsionis agar dapat melakukan pengecekan apakah
benar diambil tamu. Resepsionis yang menerima laporan dari room boy meneruskan
laporan tersebut kepada atasan untuk mendapat penanganan lebih lanjut. Tamu
dipersilakan untuk memasuki ruangan pimpinan dan jauhkan dari pandangan umum,
dalam hal ini lakukan dengan professional tanpa memandang tamu sebagai
tertuduh. Lakukan semuanya dengan tetap menghargai tamu, serahkan penyelesainnya
kepada atasan atau pihak yang berwajib sesuai aturan yang berlaku di hotel
tersebut. Yang menjadi permasalahan adalah kelengkapan barang di kamar itu
sendiri. Hotel yang ditangani secara professional pasti memiliki daftar
barang-barang yang disediakan di setiap kamar sesuai dengan tipe kamar, baik
jenis maupun jumlahnya. Masalah akan muncul apabila petugas tidak mentaatinya,
barang yang ada dikamar terkadang lengkap terkadang tidak lengkap. Kondisi ini
sering menjadi titik awal kesangsian apakah barang benar-benar hilang karena
diambil tamu atau tidak. Bila keraguan ada di pihak room boy dan hotel menuduh
tamu, tentu akan menimbulkan resiko yang cukup berat.
Ijin copas ya
BalasHapusPosting Komentar