Laundry Section
Sejarah Laundry
Laundry dulunya menggunakan suatu aliran air guna membersihkan dari partikel-partikel noda dan bau pakaian yang tidak sedap. Mereka biasanya
memukul dengan menggunakan alat pemukul kayu.
Dengan menggunakan papan mereka menggosokan pakaian mereka distasnya sehingga partikel dari kotoran kotoran yang ada menjadi pecah dan terurai. Begitupun dengan batu mereka memukul-mukulkan pakaian mereka diatas batu dengan tujuan yang sama.
Metode ini banyak digunakan didaerah-daerah bahkan di Amerika utara dan diidentifikasi di Jepang pun menggunakan metode yang sama pada jaman dahulu. Sedangkan deterjen yang biasanya pada masa itu, mereka lebih banyak menggunakan akar-akaranselain air.
Bahkan ada yang menggunakan sabun yang diambil dari lemak hewan. Sabun ini digunakan oleh orang-orang eropa.
Proses pencucian pun ada yang menggunakan ember yang besar dan terbuat dari metal dengan merendam dan merebus pakaian tersebut sehingga dengan air panas itu bisa mengangakat partikel- partikel noda yang melekat.
Nah setelah direbus pakaian itu akan dipindahkan ke ember satunya dengan menggunakan air yang hangat untuk pembilasan. Singkat ceritanya sampai di awal abad ke 20 seiring ditemukannya dengan listrik mulailah ditemukan mesin cuci dengan menggunakan penggerak otomatis yang menggantikan mesin penggerak manual yang dipelopori oleh The Mangle.
Mereka membuat inovasi pada masanya dengan menggunakan double tub dalam satu mesin sehingga lebih mempercepat proses pencuciannya.
Pengertian Laundry Section
Laundry adalah bagian dari housekeeping yang bertanggung jawab atas pencucian semua linen, baik itu house laundry maupun guest laundry. Sekarang ini dalam menjalankan operasionalnya, laundry juga melayani pencucian dari luar hotel yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatannya.
Tugas utama laundry adalah membantu operasional hotel yang berhubungan dengan proses pencucian linen untuk guest room, restaurant dan meeting room serta uniform bagi karyawan. Sekarang ini, penyediaan fasilitas laundry sangat wajib, selain fasilitas bagi tamu juga untuk memenuhi keperluan linen-linen bersih yang dibutuhkan bagi operasional hotel. Operasional laundry di suatu hotel sangat bervariasi, secara umum hingga pukul 21:00 malam bahkan lebih awal, sebagai usaha untuk menekan biaya operasionalnya. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan untuk menentukan jam operasional laundry di suatu hotel, antara lain:
1. Tingkat occupancy, makin tinggi occupancy maka linen dan guest laundry semakin banyak sehingga memprosesnya semakin lama.
2. Total output kilogram mesin washing, semakin besar jumlah outputnya, semakin banyak linen yang diproses.
3. Parstock linen suatu hotel, parstock yang kurang menyebabkan laundry harus memprosesnya hingga selasai untuk keperluan besok hari.
Struktur organisasi di Laundry
struktur organisasi laundry |
Sub Attendant Dalam Laundry Section
1. Chief laundry ialah orang yang bertanggung jawab atas keseluruhan operasional laundry
2. Washer bertugas mencuci linen
3. Presser berperan dalam proses pelicinan linen
4. Checker berfungsi memeriksa keadaan cucian yang akan dicuci
5. Marker bertugas member tanda pada guest laundry yang akan dicuci agar tidak tertukar
6. Dry cleaner bertugas mencuci guest laundry tanpa menggunakan air
7. Guest valet bertugas dalam pengambilan dan pengiriman guest laundry
Laundry machine
1. Washing machine adalah mesin pencuci linen berkapasitas 23-125 kg
2. Pressing machine berfungsi untuk melicinkan linen
3. Flat roll ironer adalah mesin yang digunakan untuk melicinkan linen dalan ukuran besar seperti bed sheet
4. Extractor machine berfungsi untuk memeras cucian
5. Drying machine untuk mengeringkan cucian hingga 80◦C
6. Susi Q adalah mesin yang berfungsi untuk melicinkan pakaian berupa jaz, safari dan sejenisnya
Tujuan pencucian
1. Menghilangkan noda atau kotoran.
2. Menjaga pakaian agar bebas dari kuman.
3. Menjaga sifat asli dari pakaian tetap bertahan.
4. Mencegah agar pakaian tidak cepat rusak.
Dalam proses pencucian ada 4 faktor yang menentukan kualitas hasil cucian, yaitu:
1. Chemical Action
Merupakan proses interaksi antar kain, kotoran dan konsentrasi bahan kimia untuk mengangkat kotoran dari bahan kain. Dalam operasional laundry, apabila konsentrasi bahan kimia ditambah, maka komponen lainnya dapat dikurangi dengan hasil tetap. Namun bila konsentrasi dikurangi terlalu banyak akan menghasilkan cucian yang kurang baik walaupun proses mekanik, waktu dan temperatur ditingkatkan.
Bahan kimia yang dibutuhkan dalam proses pencucian meliputi :
- Detergent, wetting agent, optical brightener dan anti redeposition agent.
- Alkali
- Bleaches
- Sour
- Finishes meliputi pabric softener bacteria control, mildew preventation dan starch.
- Specialities misalnya enzymes
2. Mechanial Action
Merupakan proses pengucekan (agitation) dalam mesin cuci. Pada saat kain bergesekan satu sama lain akibat proses putaran mesin dalam air dan larutan detergent yang terjadi secara berulang-ulang maka terjadilah pelepasan kotoran dan penyebaran bahan kimia untuk meningkatkan efektivitas. Proses tersebut tidak terlalu berfungsi untuk pencucian dengan tingkat kotoran ringan, tetapi lebih berfungsi untuk tingkat kotoran berat. Tanpa adanya proses mekanikal, maka kotoran berat akan sulit hilang dari pakaian.
Efektivitas mechanical action tergantung dari 7 faktor, yaitu :
1. Duration (Waktu)
Makin lama proses pengucekan, makin besar proses mechanical action pada pakaian artinya 10 menit pengucekan lebih baik daripada 5 menit.
2. Water Level (Tingkat ketinggian air)
Mechanical action akan berkurang bila water level ditingkatkan. Bila air terlalu banyak, maka pakaian yang dicuci akan terapung hingga prosesnya tidak efektif.
3. Load weight and volume (Berat dan volume pencucian)
Over loading akan membatasi proses mechanical action pada proses pencucian sedangkan Under Loading akan menyebabkan pemborosan energy, air dan chemical. Mechanical action yang berlebihan pada under loading merupakan penyebab kedua yang memegang andil dalam kerusakan linen setelah satal pemakaian bleach.
4. Fabric Type (Type kain)
Masing-masing kain memiliki berat yang berbeda. Sebuah mesin cuci yang mencuci 200 kg kain katun yang masih kering mialnya hanya dapat diisi dengan 65/35 polyester/cotton sebanyak 150 kg. Walaupun beratnya berbeda tetapi masing-masing jenis kain mengambil tempat yang sama.
5. Soil content (Tingkat kekotoran)
Mesin harus diisi berdasarkan berat kering linen disesuaikan dengan tingkat kekotoran. Misalnya mesin cuci yang mencuci 200 kg kain katun dengan tingkat kkotoran 5% maka dapat diisi sebanyak 190 kg (200 kg – (200 kg x 5%)).
6. Temperature (Suhu)
Temperatur air harus sesuai dengan warna cucian dan juga jenis chemical yang dipakai. Contoh : Untuk cucian berwarna putih dapat digunakan temperatur yang sangat tinggi, cucian yang berwarna gelap digunakan temperatur rendah atau dingin dan cucian warna terang digunakan air hangat. Namun itu juga harus dilihat dari jenis warna dan bahannya. Dalam menentukan temperatur air sangat tergantung dari kondisi kotoran, jenis kain, warna dan bahan kimia yang digunakan.
- Flushes : 20 – 60 ‘c
- Suds : 40 – 70 ‘c
Setiap kenaikan suhu 10′c akan menyebabkan reaksi kimia dua kali lebih cepat, namun bukan berati makin bahwa makin panas temperaturnya akan memberikan hasil yang lebih baik.Energy akan terbuang percuma karena detergent dan bleach
mempunyai batasan suhu, enzyme misalnya akan efektif pada uhu yang rendah.
7. Time / duration (waktu)
Waktu yang tepat akan memberikan hasil yang maksimal, terutama pada saat pencucian (suds). Waktu yang cukup untuk bahan kimia dapat bereaksi dengan kotoran. Juga diperlukan waktu bagi kotoran untuk lepas dari serat kain ke lautan detergent.
Dalam usaha untuk meningkatkan produktivitas, dibawah ini diberikan panduan yang dapat digunakan yaitu :
- Flushes dan rinse / pembilasan dengan waktu 2 – 3 menit.
- Suds biasanya 5 – 15 menit tergantung dari jenis dan tingkat kekotoran.
- Bleaching biasanya 7 – 10 menit
- Sours berkisar 5 – 6 menit
Posting Komentar