BAB IV. BAHAN PEMBERSIH LAUNDRY

 LAUNDRY CHEMICAL ( BAHAN PEMBERSIH LAUNDRY) 

Untuk membahas laundry chemical perlu di diketahui tentang kotoran dan 
noda pakaian. 
A. Macam-Macam/Jenis Pengotor yang perlu diketahui adalah:
Kotoran akan melekat pada pakaian yang berasal dari berbagai sumber, dengan demikian akan berbeda pula daya lekat dari masing-masing pengotor. Daya lekat dari pengotor ini dibedakan antara adanya ikatan kimia dan ikatan fisik antara pengotor dan pakain. Pengotor (soiled) dikelompokkan dalam 2 (dua) golongan yakni kotoran (dirt) dan Noda (stain).
1. Kotoran (Dirt):
Jenis pengotor yang memiliki ikatan fisik lebih besar dari pada ikatan kimia terhadap bahan cucian. Untuk menghilangkannya lebih banyak diperlukan gaya 
mekanis(tidak digunakan bahan-bahan kimia atau dapat juga digunakan bahan-bahan lunak). Yang termasuk dalam kotoran/dirt, adalah:
a. Kotoran yang larut dalam air, seperti:
 Gula
 Garam
 Sari buah, dll
b. Kotoran yang dapat dibersihkan dengan sabun/deterjen, seperti;
 Lemak hewan
 Tanah
 Akan lebih mudah terjadi pada temperature tinggi adanya gaya 
mekanis dan juga bahan kimia alkali.
c. Kotoran yang harus diemulsikan, seperti;
 Minyak bumi
 Gemuk
Untuk pengotor jenis ini harus memakai bahan kimia yang memiliki kekuatan tegangan permukaan (Detergent). Bahan yang digunakan adalah Surfactant, yakni zat kimia untuk menyatukan dua buah zat 
yang tidak bisa bersatu. Emulsi adalah penyatuan dua zat yang tidak bisa bersatu.
d. Kotoran yang mudah dibersihkan dengan bantuan tenaga mekanis
 Debu
 Sebuk gergaji
Kotoran jenis ini cukup ditepuk-tepuk dibersihkan dengan menggunakan tangan.
2. Noda (Stain)
Yaitu jenis pengotor yang dimiliki ikatan kimia lebih besar dari pada ikatan fisik terhadap bahan cucian. Untuk menghilangkannya digunakan dengan bantuan 
reaksi kimia lain dengan menggunakan zat-zat kimia yang berfungsi OKSIDATOR (melepaskan dua zat kimia yang melekat kuat sekali).
Contoh:
a. Tinta
b. Kopi
c. Darah

3. Tingkatan Pengotoran:
1. Light Soiled (ringan)
Contoh; Top sheet, Hand towel
2. Medium soiled (sedang)
Contoh; sarung bantal, bath towel, second sheet dan face towel
3. Heavy Soiled (berat)
Contoh; table cloth, napkin, uniform for cook and engineering, blanket, Bath Mat.

B. Jenis-jenis Bahan Cucian
Dengan semakin majunya teknologi untuk jenis bahan pakaian, semakin banyak pula jenis pakaian, perbedaan tersebut karena bahan dasar maupun cara pembuatannya. Perbedaan bahan dasar menyebabkan perbedaan pada sifat dari masing masing serat, baik sifat fisik maupun sifat kimianya. 
Dengan mengetahui jenis textile, kita dapat:
1. Menjaga sifat asli bahan yang berkaitan dengan;
a. Proses : LAUNDRY/ Dry cleaning
b. Dosis : Chemical
c. Price : Harga
2. Menghindari Claim tamu
1) Klasifikasi Texstil Berdasarkan Sumber Bahan
1. Bahan dari Selulosa (Tumbuhan/Nabati)
a. Alam
 Biji : kapas, Cotton
 Buah : Kapuk, Dril/Blacu (semi cotton)
 Batang : Linen, Kapas, Karung goni
 Daun : Rayon
b. Buatan, Kupranium (sisntesis) Viscosa

2. Bahan dari Protein (hewani)
a. Alam
 Wool (biri-biri)
 Silk (kepompong Ulet)
 Kulit Kambing, Kuda, Lisang, Singa laut, Beruang,
 Kelinci
 Ciri-cirinya: bau rambut terbakar jika terbakar
b. Buatan 
Serat-serat protein yang bahan dasarnya diambil dari sumber  selulosa Bahan protein buatan ini dapat dibagi menjadi: Wool susu, berasal dari lemak hewan Vikada, berasal dari protein tumbuhan, misalnya kacang. Ciri-cirinya: Bau minyak
 Ciri-cirinya:
 Bau minyak
 Wool dari domba : kasar
 Wool dari biri-biri: halus

3. Thermoplastic
Serat-serat sintetis/buatan yang berasal dari sumber minyak bumi (buatan yang berasal dari zat kimia)
Contoh:
a. Polyster
b. Polyacrylic
c. Asetat
4. Mineral.
Berasal dari sumber-sumber mineral, seperti:
a. Alam: asbes
b. Buatan: Fiberglass texstile (serat gelas)
c. Benang logam (dari besi)

2) Jenis texstil yang umum ditemukan di laundry;
1. Cotton, linen, Rayon
2. Wool, silk
3. Polyester
4. Campuran thermoplastic and alam (selulosa) yakni; Poly cotton, misalnya untuk sheet.
Keuntungan dari polyester-cotton:
1. Penampilan dan kehalusan dari serat praktis tidak berubah setelah 
pencucian beberapa kali
2. Seratnya tidak mudah mengkerut, luntur/kehilangan warna
3. Bagian yang kusut dengan mudah dapat dihilangkan
4. Bahan yang berwarna relatif lebih baik perekat zat warnanya
5. Penyerapan air relatif lebih rendah.

C. Cara mengetahui jenis bahan dasar dan texstil
Dalam hal ini dipakai metode membakar serat texstil yang bersangkutan
1. Yang berasal dari kapas kapuk
Bila benang terbakar api atau seterika, memberikan bau seperti kertas  terbakar dan meninggalkan abu.
2. Polister/rayon
Bila benang terbakar oleh api, akan meleleh yang pada akhirnya meninggalkan bulatan kecil berwarna hitam ujung benang tersebut.
3. Wool/Sutera
Bila benang terbakar oleh api, akan memberikan bau seperti kertas  terbakar, tidak meninggalkan abu tetapi meninggalkan bulatan kecil hitam pada ujung sisi benang
4. Nylon
Bila terbakar api, akan meleleh dan memberikan bau yang khas serta  meninggalkan bulatan hitam pada ujung benang.

D. Sifat-sifat Bahan Cucian

E. Jenis-Jenis Bahan Pembersih
Macam-macam bahan pencucian pada proses pencucian
1. Air; Sebagai bahan utama
Sumber air:
a. Air hujan
Butiran air ini akan menyerap gas dan berbagai partikel dari udara tergantung pada keadaan udara tempat ia jatuh, partikel-pertikel tersebut antara lain;
 CO2
 Garam-garam amoniak
 Nitrat
 Clorida

b. Air sungai
Ketersediaan air tergantung dari musim,dan type dari daerah yang dilalui 
lingkungan sekitar sungai, apakah lingkungan tersebut bersih atau lingkungan yang dilalui daerah pegunungan yang bersih sehingga kualitas 
air akan tergantung dari lingkungan yang dilaluinya.

c. Air berasal dari mata air
Tergantung dari daerah yang dilalui sebelum muncul kepermukaan bumi, kadang-kadang banyak mengandung gas CO2 yang berasal dari garam￾garam kalsium dan magnesium karbonat. Apakah air tersebut mempunyai
kesadahan (mengandung kapur/sirih yang cukup tinggi) atau memiliki PH yang normal.

d. Air Sumur
Komposisinya hamper sama dengan air yang berasal dari mata air, air sumur juga tergantung dari lapisan tanah yang ada pada daerah yang dilaluinya.

e. Air ledeng
Berasal dari berbagai sumber, melalui tahap proses penyulingan, maka diperoleh air yang memiliki kwalitas yang baik.
Syarat-Syarat Air Yang Baik Untuk Laundry
a. Soft/lunak kadar kapurnya rendah
b. Clear/jernih dan odor free (bebas dari bau)
c. Neutral dengan Ph (Powet Hidrogen) = 7
d. Free of Iron (0,032 mg/1) - logam putih keperakperakan (mirip besi tapi tidak magnetis).
Untuk mengetahui kwalitas dari air yang akan digunakan untuk laundry biasanya dilakukan analisa melalui uji laboratorium yang meliputi;
a. Kesadahan
Untuk mengetahui banyaknya zat yang terkandung di dalam air.
b. PH
Logaritma dari jumlah ion-ion yang menyatakan kondisi air yang bersangkutan 
PH>7 : Basa
PH<7 : Asam
PH=7 : Netral
c. Alkalinities
Berapa persen alkali (kimia sabun yang terkandung di dalam air, tujuannya agar tidak terjadi kelebihan dosis sehubungan dengan penggunaan alkali sebagai chemical.

2. Detergent 
Adalah suatu kimia yang dapat menurunkan/menghilangkan pengotor yang memiliki ikatan dengan pakaian. Kumpulan zat kimia yang dipakai dalam proses pencucian.
3. Alkali (sabun)
Digunakan untuk mencuci pada cucian yang tingkat pengotorannya sangat berat, zat kimia yang dibuat secara khusus. Beberapa penyebab pengotoran pada cucian putih dapat disebabkan dari berbagai sumber:
a. Warna kekuning-kuningan/kecoklat-coklatan disebabkan kandungan ion￾ion besi (kadar besi) yang terlalu tinggi dalam air pencucian.
b. Warna kuning muda juga dapat disebabkan kelebihan alkali yang masih tertinggal setelah pembilasan, hal ini disebabkan kurang sempurnanya pembilasan atau tingginya alkalitas air pencuci.
c. Warna keabu-abuan dapat ditimbulkan oleh;
a) Tingginya kesadahan air pencuci
b) Berlebihnya beban dari mesin cuci
c) Detergent yang diberikan dibawah dosis yang seharusnya
d) Pembilasan yang kurang sempurna.
Zat-Zat Kimia Yang Terkandung Dalam Detergent
a.Surfactant
Salah satu zat kimia aktif penurun tegangan permukaan sistem, fungsinya;
1) Sebagai Elmusifiying Power; menyatukan 2 buah zat yang tidak bisa bercampur
2) Sebagai wetting power; daya membasahi pakaian
3) Sebagai alat untuk mensuspensikan; merendam/mencegah jangan sampai kotoran melekat kembali ke pakaian.
b. Alkali Builder
Zat pembentuk alkali. Manfaat dari penambahan alkali builder:
1) Membuat suasana pencucian pada Ph>7 (basa), karena pada suasana basa, lemak akan lebih mudah disabuni/diemulsikan
2) Dapat menetralisir pengotor-pengotor yang bersifat asam
3) Akan mengurangi pemakaian dari surfactant
4) Sequestran/Water Softener
 Zat-zat kimia tambahan yang tidak mutlak ada.
Jenis-jenis additive yang dipergunakan dalam detergent
a. OBA : Optical Brightener Additive (zat pencemerlang), zat kimia yang dapat diserap/melekat pada pakaian, jika terkena pantulan sinar ultra violet matahari akan bersinar.
b. Anti Corrosion Agent Additive (zat pencegah karat), mencegah karat pada mesin-mesin dan cucian (retsluiting/kancing)
c. ARA : Anti Redeposit ion Agent/Additive, fungsinya sama dengan surfactant yang berfungsi sebagai suspensium
d. ENZYME ADDITIVE: mampu menghancurkan kotoran kotoran yang mengandung protein, misalnya; darah
e. BLEACH : Zat kimia pemutih, digunakan khusus untuk pakaian yang berwarna putih, contoh: bayclean.
f. SOUR : Zat kimia yang berfungsi untuk menetralisir sisasisa kimia dari akali, detergent, bleach. 
g. FABRIC/Textile Softener : Zat kimia pelembut cucian.
h. STARCH : Zat kimia yang digunakan untuk membuat cucian jadi lebih kaku, misalnya: kanji. 
i. ALKALI/SABUN: Bahan/zat kimia yang memiliki zat pembasmi kuman pada cucian. 
j. DETERGENT : bahan pembersih/kimia yang digunakan untuk membersihkan cucian namun tidak memiliki zat pembasmi kuman.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama